Cerita Dewasa - Setelah beberapa tahun aku beerja disuatu perusahaan jasa pengiriman, aku baru dijadikan sebagai tangan kanan bosku. Aku sudah lama menanti saat-saat ini, karena jika aku menjadi tangan kanan bosku, pekerjaanku menjadi lebih ringan dan yang pasti gajinya yang lebih banyak karena banyak bonus-bonus. Aku sangat dekat sekali dengan bosku ini, aku sering disuruhnya mengantarnya kemana saja bosku mau pergi, dan kadang jika bosku lagi malas untuk keluar kota selalu aku yang disuruh bosku untuk berangkat. Karena bonus yang besar, maka aku pun menuruti semua perintah bosku. Sampai pada suatu hari ketika sedang dikantor aku dipanggil oleh bosku didalam ruangannya.
Dan aku pun langsung menuju ruangannya. “Ada apa bos memanggilku??” tanyaku setelah didalam ruangan.
“Kamu saya tugaskan untuk menemani putriku liburan kebali, kamu harus mengurus putriku Maya dengan sangat baik, dan jika Maya melapor kepadaku tentang pelayannmu yang kurang baik maka aku akan memberikanmu sanksi” cetus bosku.
“Emang mau pergi kemana bos?? Lha terus nanti pekerjaan kantor siaa yang pegang bos??” jawabku.
“Maya mau ke Pulau Dewata, soal urusan kantor gampang, masih ada pekerja yang lainnya, yang penting kamu harus jaga dan harus memenuhi semua keinginan Maya” ujar bosku.
“Siap bos, mau berangkat kapan bos??” tanyaku.
“sekarang, kamu segera pulang kerumah dan segera menjemput putriku dan langsung berangkat” jawab bosku.
“Siap.bos” jawabku singkat.
Dan aku pun langsung pulang kerumah untuk memeprsiapkan diri dan setelah selesai aku langsung menuju rumah bosku untuk menjemput anak bosku Maya. Selama perjalanan aku merasa senang karena anak bosku yang namnya Maya ini selain juga cantik, bosinya sangat yahut >sekali. Dia memiliki tinggi sekitar 167cm denga tubuh langsing dan payudara yang lumayan besar sekitar 34B dan pantat yang bulat. Aku bakal menemani dan melihat tubuh seksi Maya lumayan lama, jadi aku bisa puas memperhatikannya. Dan tak lama akhirnya aku sampai dirumah Maya, dan ternyata Maya sudah menungguku. Setelah aku turun dan mengambil koper Maya, akhirnya aku dan Maya langsung menuju airport. Sesuai tiket yang sudah dipesan oleh bosku, jam 2 tepat kita terbang.
Selama didalam pesawat aku terus memandangi tubuh Maya, karena saat itu Maya menggunakan baju yang sangat sangat seksi sekali. Dia hanya menggunakan tengtop dan celana pendek yang menyerupai seperti celana dalam dan terbalutkan oleh sehelai kain tipis, sungguh nafasku berderu melihat tubuh seksi Maya. Selama perjalanan aku hanya bisa menelan ludah melihat semuanya. Aku pun menutupi penisku dengan bantal yang tersedia, karena penisku yang sudah menegang dan sangat keras dan besar sekali. Sedangkan Maya tidak tau kalau aku memperhatikan tubuhnya karena Maya menikmati alunan lagu lewat headsead sambil memejamkan mata, jadi aku bisa puas memandangi tubuh Maya. Setelah kurang lebih satu jam perjalanan akhirnya kita sampai di tempat yang kita tuju.
Maya langsung mengajakku untuk mengelilingi pulau dewata. Aku pun dengan senang hati menuruti semua keinginan Maya, karena selain aku dapat bonus, aku juga mendapat bonus menikmati pemandangan tubuh Maya yang sangat seksi dan bahenol sekali itu. Aku sempat geregetan dan ingin meremas pantatnya yang bulat dari belakang, karena setiap jalan aku perhatikan pantatnya naik turun bergantian. Gairahku pun tak bisa lagi aku redam. Selama mengantarkan Maya jalan-jalan aku selalu menutupi bagian resletingku dengan tas yang aku bawa, agar Maya tidak mengetahuinya. Sorenya kita balik ke hotel. Maya bilang dia mo santai di kolam renang, dia balik ke kamar untuk ganti pakean yang udah basah kuyup dengan bikini. aku nunggu dia dikolam renang.
Karena dah sore, kolam gak rame, tapi kita masi boleh pake kolam renang sampe kapanpun, tanpa batas waktu. Maya muncul di kolam dengan bikininya. Seksi sekali, toket montoknya dilapisi dengan bra bikini yang berbentuk segitiga dan ditaliin ke belakan lehernya dan punggungnya. Kemontokan toketnya gak bisa disembunyikan dibalik bra bikini yang minim itu.
Celana dalam bikiniknya juga berbentuk kaen segitiga yang ditalikan dikirikanan pinggangnya.
“ay kamu asik banget deh bodinya”.
“Om suka gak ngeliatnya”,
“Suka banget Ay,palagi kalo…” Sengaja aku gak nyelesaiin omonganku.
“Kalo apa om?”
“enggak ah, ntar Maya tersinggung lagi”, sengaja aku tidak menjawab pertanyaannya untuk membuat dia penasaran. Bener aja,
“Om kalo apa sih”
“Gak ah ntar marah lagi, ntar aku dilaporin ke om kamu, di pehaka jadi akunya nanti”.
“enggak deh, ayo dong om, kalo apa”.
“Bener gak marah”
“Bener, suer deh, ayo dong om kalo apa”. Maya makin merengek manja, seneng aku melihat abege kalo dah merengek2 manja gitu, pengen kugelutin aja deh rasanya.
“Bener ya janji”
“Iya om, bener, janji, suer”, katanya sambil menunjukkan jari tengah dan telunjuknya seperti orang kalo disumpah (bukan disumpahin lo).
“Palagi kalo …. Maya telanjang”
“Ih si om ngeres banget deh”, katanya sambil tertawa dan menyubut pinggangku.
“Bener mo lihat Maya telanjang?”
“Mau banget Ay, dimana”
“Iiih segitu ngebetnya sih. Mangnya om belon pernah ngeliat prempuan telanjang?”
“Belom Ay, suer deh, makanya jadi penasaran pengen ngeliat Maya tlanjang”. Maya nyebur kekolam dan berenang mondar mandir.
Aku segera menyusulnya. Dipinggir kolam kembali aku mendesak Maya, “bener nih aku boleh lihat Maya telanjang/”.
Maya cuma senyum2 ja, sekarang gantian dia yg bikin aku penasaran.
“Maya dah sering telanjang depan lelaki ya?”
“Om sok tau ah”
“depan cowok kamu ya Ay, bule ya”. Maya cuma mengangguk.
“Enak dong ma bule”
“enak apanya om”
“Kan itunya gede, panjang lagi”
“Gak tau ah”, Maya meninggalkan aku brenang lagi. Aku mulai usil, beberapa kali toketnya sengaja kugesek dengan lengannya. Maya kembali tersenyum membiarkan. Aku makin berani, toketnya malah dirabanya.
“Ay, kamu napsuin deh”, kataku to the point.
“Masak sih mas napsu ngeliat Maya”
“Iya lah Ay, toket kamu montok banget, aku pengen ngeremes jadinya”, kataku sambil langsung meremes toketnya.
“Om…”, keluhnya. Kami main2 dikolam sampe lewat magrib, akupun dengan napsunya meremas2 toketnya terus. Maya membalas dengan meremas Penisku. Terasa Penisku sudah keras sekali dibalik celana pendek gombrongku.
“Om besar sekali”, bisiknya.
“Mau ngerasain Ay, memangnya punya cowok bule kamu gak besar”
“Besar sih om, tapi katanya punya orang Indonesia kecil, nih punya om gede banget, segede cowok Maya punya”.
Karena sudah gelap, kami balik ke kamar masing-masing, aku ikut ke kamarnya yang ada connecting doornya dengan kamarku. Sengaja aku pesan 2 kamar dengan connecting door, dan sudah kubuka dari kararku, sehingga kalo connecting door dibuka dari kamar Maya, bisa langsung masuk ke kamarku. Selama Maya ikut tour aku sengaja gak membuka connecting doornya karena dia kan dah cape ikut tour seharian, Aku duduk di balkon kecil yang menghadap ke laut, sementara Maya mandi. Selesai mandi Maya mengenakan celana super pendek dan bra bikini.
Aku membuka connecting door dan masuk kamarku, aku hanya membilas badanku dan mengganti celana gombrongku. Karena makan malem diselenggarakan di pantai, jadi tamu bebas pake pakean apa aja, asal gak tlanjang. Kita langsung menuju ke tempat makan karena perut sudah keroncongan. Kami makan malem sembari ngobrol dan becanda2. Selesai makan aku ngajak karaokean. Aku minta private room untuk berdua Maya aja.
Di ruang karaoke, kami nyanyi2 bergantian. Aku mengelus2 pahanya terus. Paha Maya kukangkangkan. Maya jadi menggeliat2 karena rabaanku pada paha bagian dalam, “Aah”, erangnya, karena napsuku mulai naik.“Kenapa Ay, napsu ya”, katanya.
“Tangan om nakal sih”, katanya terengah.
“Abis kamu napsuin sih”, jawabku dengan tetap ngelus2 pahanya, elusanku makin lama makin naik ke atas. Kini tanganku mulai meraba dan meremes selangkangannya dari luar celana pendeknya, Maya semakin terangsang karena ulahku, “Maya jadi napsu nih”, bisikna.
Bosen karaoke, aku minta dvd bokep sama operator karaoke dan memutarnya. Asiknya ceweknya tampang Maya, cowoknya bule. Mereka maennya di kolam renang. Mulai dari ngelus, ngeremes, ngemut sampe akhirnya ngenjot dalam berbagai posisi. Aku kembali menggerayangi toketnya. Setelah beberapa lama aku berbisik, “Kekamar aja yuk Ay”.
Maya ikut saja ketika tangannya kutariknya, sambil berpelukan kita menuju ke lift, naek kekamar Maya. Di kamar aku mematikan lampu kamar.
Suasana remang-remang karena hanya disinari lampu dari kamar mandi. Romantis sekali suasananya karena hanya terdengar demburan ombak dari pintu ke balkon yang kubiarkan terbuka, terasa sekali2 ada angin membelai badan. Aku dan Maya berbaring di ranjang. Aku
terus meremas-remas gundukan di selangkangannya. Maya merespon dengan gerakan pinggul yang menekan-nekan tanganku. Perlahan-lahan celana pendeknya kubuka. Maya mengangkat pantatnya supaya celana itu mudah dilepaskan. jariku mulai menelusuri celana dalamnya. Aku meremas kembali gundukan yang kini hanya terlindung oleh celana dalam. Kemudian jariku menguak
cdnya dari samping. Jari tengahku dengan trampil mencari belahan Memeknya. Jari tengahku mulai menelusuri kehangatan sekaligus kelembaban di balik jembut keritingnya yang lebat.
Sampai akhirnya mendarat di itilnya. Daging kecil itu sudah mengeras. Aku segera berkosentrasi pada bagian itu. Maya tidak mampu menahan kenikmatan akibat gelitikan jariku di itilnya. Maya makin erat memelukku dan aku makin intensif memainkan jariku di itilnya. Maya tidak bisa memperkirakan berapa lama jariku bermain di itilnya.
Akhirnya Maya mengejang. Maya nyampe.
“Om, belum apa2 Maya dah nyampe. Hebat ih permainan jari om. Apalagi Penis om ya”, kataku terengah.
“Mau ya ngerasain Penis om”.
“Mau banget om.
"Maya pengen ngerasain dien tot orang Indonesia. Kayanya bakalan nikmat ya om, sekarang aja baru dikilik itil Maya dah klimax gini, gimana kalo dien tot”.
Aku mengangkangkan pahanya dan mulai menjilati paha itu, dari bawah bergerak perlahan keatas sambil kugigit2 pelan. Maya menggigil menahan geli saat lidahku menyelisuri pahanya.
“Om pinter banget ngerangsang Maya, udah biasa ngerangsang cewek ya”, katanya terengah. CDnya yang minim itu dengan mudah kulepas, demikian pula bra bikininya dan tak lama kemudian lidahku menghunjam ke Memeknyayang sudah sangat basah Maya hanya pasrah saja atas perlakuanku, Maya hanya bisa mengerang karena rangsangan pada Memeknya itu. Lidahku menyusup ke dalam Memeknya dan mulai bergerak keatas. Maya makin mengejang ketika aku mulai menjilati itilnya.
“Maya sudah pengen dientot”, dia mengerang saking napsunya. Aku menghentikan aksiku, kemudian memeluknya dan mencium bibirnya dengan napsu. Lidahku menerobos bibirnya dan mencari lidahnya, segera Maya bereaksi yang sama sehingga lidah kami saling membelit didalam mulutnya. Pelukanku makin erat. Penisku yang sudah ngaceng berat, mengganjal diperutnya.
Tanganku mulai bergerak kebawah, meremas pantatnya, sedang tanganku satunya masih ketat mendekapnya. Maya menggelinjang karena remasan dipantatnya dan tekanan Penisku yang ngaceng itu makin terasa diperutnya.
“Aah”, lenguhnya sementara bibirnya masih terus kukulum dengan penuh napsu juga. Lidahkukemudian kukeluarkan dari mulutnya, bibirnya kujilati kemudian turun ke dagunya. Tanganku bergeser dari pantatnya ke arah Memeknya, “Aah”, kembali Maya mengerang ketika jariku mulai mengilik Memeknya. Lidah kuarahkan ke lehernya, kujilati sehingga Maya menggeliat2 kegelian.
Sementara itu jariku mulai mengelus2 Memeknya yang sudah sangat basah itu dan kemudian kembali menjadikan i tilnya sasaran berikutnya. Kugerakkan jari memutar menggesek itilnya. Maya menjadi lemes dipelukanku.
“Ay, jembut kamu lebat sekali, gak heran napsu kamu gede banget. Dikilik sebentar aja udah basah begini, padahal baru nyampe”, kataku sambil mengangkangkan pahanya lagi. Aku membuka celana, sekaligus dengan celana dalam. Penisku yang besar dan panjang, berdiri tegak karena sudah ngaceng berat. Maya kutarik bangun kemudian disuruh menelungkup dipinggir ranjang.
Aku memposisikan diri dibelakangnya, punggungnya kudorong sedikit sehingga Maya menjadi lebih nungging. Pahanya kugeser agar lebih membuka. Maya menggelinjang ketika merasa ada yang menggesek2 Memeknya. Memeknya yang sudah sangat licin itu membantu masuknya Penis besarku dengan lebih mudah. Kepala Penisku sudah terjepit di nonoknya. Terasa sekali Penisku sesek mengganjal di selangkangannya.
“Aah, gede banget Penis om”, erangnya.
Aku diam saja, malah terus mendorong Penisku masuk pelan2. Maya menggeletar ketika Penisku masuk makin dalam. Dia merasakan nikmat banget rasanya kemasukan Penisku yang besar itu. Pelan2 aku menarik Penis keluar dan kudorong lagi dengan pelan juga, gerakan keluar masuk Penisku makin cepat sehingga akhirnya dengan satu hentakan Penisku nancep semua di nonoknya.
“Aah, enak banget Penis om”, jeritnya.
“nonokmu juga peret banget Ay. Baru sekali aku ngerasain Memek seperet Memekmu”, kataku sambil mengenjotkan Penisku keluar masuk nonoknya. “Huh”, dengusnya ketika merasa Penisku nancep semua di Memeknya.
Terasa biji pelerku menempel ketat di pantatnya. Memeknya terasa berdenyut meremes2 Penisku yang nancep dalem sekali karena panjangnya. Tanganku yang tadinya memegang pinggulnya mulai meremes toketnya dengan gemes. Maya menjadi menggelinjang karenanya, sementara itu enjotan keluar masuk Penis makin kupercepat. Tubuhnya makin bergetar merasakan gesekan Penisku di Memeknya. “Enak , enjotin yang keras, aah, nikmatnya”,erangnya gak karuan. Keluar masuknya Penisku di Memeknya makin lancar karena cairan Memeknya makin banyak, seakan menjadi pelumas Penisku.
Aku menelungkup dibadannya dan mencium kuduknya. Maya menjadi menggelinjang kegelian. Toketnya kulepaskan dan aku menarik wajahnya agar menengok ke belakang, kemudian segera ku cium dengan napsunya. Lidahku kembali menyusup kedalam mulutnya dan membelit lidahnya. Tanganku kembali meneruskan tugasnya meremes2 toketnya. Sementara itu, Penis tetep kuenjot keluar masuk dengan cepat dan keras. jembutnya yang kasar dan lebat itu erkali2 menggesek pantatnya ketika Penisku nancep semuanya di Memeknya.
Maya menjadi mengerang keenakan berkali2, ini menambah semangatku untuk makin gencar mengenjot Memeknya. Pantatnya mulai bergerak mengikuti irama enjotan Penisku. Pantatnya makin cepat bergerak maju mundur menyambut enjotan Penisku sehingga rasanya Penisku nancep lebih dalem lagi di Memeknya.
“Terus , enjot yang keras, aah nikmat banget deh di entot om, lebih nikmat dari dien tot cowokku om”, erangnya. Aku makin seru saja mengenjot Memeknya dengan Penisku. Maya tersentak. Perutnya terasa kejang menahan kenikmatan yang luar biasa. Bibirnya kembali kulumat, Maya membalas melumat bibirku juga, sementara gesekan Penisku pada Memeknya tetep saja terjadi.
Akhirnya Maya tidak dapat menahan rangsangan lebih lama, Memeknya mengejang dan “Maya nyampe aah”, teriaknya. Memeknya berdenyut hebat mencengkeram Penisku sehingga akhirnya, Penisku mengedut mengecretkan peju sampe 5 semburan Terasa banget pejuku yang anget menyembur menyirami Memeknya. Penis terus kuenjotkan keluar masuk seiring ngecretnya pejuku. Napasnya memburu, demikian juga napasku.
“Ay, gak apa2 kan aku ngecret didalem Memek kamu”, katanya.
“Gak apa2 kok om, Maya punya obat biar gak hamil”.
Penisku terlepas dari jepitan Memeknya sehingga terasa pejuku ikut keluar mengalir di pahanya. Aku segera berbaring diranjang. “Ay, nikmat banget deh Memek kamu, peret dan empotannya kerasa banget”, katanya.
“Om sudah sering ngen totin abg ya, ahli banget bikin Maya nikmat. “, jawabnya.
Aku bangun dan masuk kamar mandi. Aku membersihkan diri karena sejak abis berenang di laut aku cuma bilas badan aja, belum mandi, sementara Maya masih saja telentang di dipan menikmati sisa2 kenikmatan yang baru saja dia rasakan. Aku keluar dari kamar mandi, duduk disampingnyau yang terkapar telanjang bulat.
“Kamu bener2 napsuin deh Ay, toket kamu gede dan kenceng, mana pentilnya gede lagi”, kataku.
Maya hanya tersenyum mendengar ocehanku. “Aku paling suka liat jembut kamu, lebat banget sih. Aku paling napsu ngeliat cewek kayak kamu ini, toketnya gede kenceng dan jembutnya lebat, nikmat banget dien totnya,” kataku lagi. Aku berbaring disebelahnya dan memeluknya, “Ay, aku pengen lagi deh”, kataku. Maya kaget juga dengernya, baru aja ngecret udah napsu lagi.
Aku mulai menciumi lehernya dan lidahku menjilati lehernya. Maya menggelinjang dan mulai terangsang juga. Bibirnya segera kucium, lidahku kembali menyusup kedalam mulutnya dan membelit lidahnya. Sementara itu aku mulai meremes2 toketnya dengan gemes. Aku melepaskan bibirnya tetapi lidahku terus saja menjilati bibir, dagu, leher dan akhirnya toketnya. pentilnya yang sudah mengeras kujilati kemudian kuemut dengan rakus. Maya menggeliat2 karena napsunya makin memuncak juga.
“Aah, om napsu banget sih, tapi Maya suka banget. Cowok Maya kalo dah ngecret ya udah”, erangnya. toketnya yang sebelah lagi kuremes2 dengan gemes. Jari2ku menggeser kebawah, keperutnya. Pusernya kukorek2 sehingga Maya makin menggelinjang kegelian. Akhirnya jembutnya kuelus2, tidak lama karena kemudian jariku menyusup melalui jembutnya mengilik2 Memeknya. Pahanya otomatis dikangkangkan untuk mempermudah aku mengilik Memeknya.
“Aah”, Maya melenguh saking nikmatnya. Aku membalik posisi sehingga kepalaku ada di Memeknya, otomatis Penisku yang sudah ngaceng ada didekat mukanya. Sementara aku mengilik Memek dan itilnya dengan lidahku, Penisku diremes dan dikocok2nya hingga keras banget. Kepalanya mulai dijilati dan diemut pelan, lidahku makin menekan2 itilnya sehingga pantatnya terangkat dengan sendirinya. Enggak lama Maya mengemut Penisku sebab aku segera membalikkan badankudan menelungkup diatasnya, Penis kutancapkan di Memeknya dan mulai kuteken masuk kedalam. Setelah nancep semua, aku mulai mengenjotkan Penisku keluar masuk dengan cepat dan keras.
Bibirnya kembali kulumat dengan penuh napsu, sementara itu terasa banget Penisku mengisi seluruh ruang Memeknya sampe terasa sesek. Nikmat banget ngen tot sama dia. Maya menggeliat2kan pantatnya mengiringi enjotan Penisku itu. Cukup lama aku mengenjotkan Penisku keluar masuk, tiba2 aku berhenti dan mencabut Penisku dari Memeknya. Aku duduk di kursi yang ada didekat ranjang, Maya kuminta untuk duduk dipangkuanku mengangkang diantara kedua kakiku. Aku memeluknya dengan erat. Maya sedikit berdiri supaya dia bisa mengarahkan Penisku yang masih ngaceng itu masuk ke Memeknya.
Maya menurunkan badannya sehingga sedikit2 Penisku mulai ambles lagi di Memeknya. Aku menggeliat merasakan nikmatnya Penisku mendesak masuk Memeknya sampe nancep semuanya. Jembutku menggesek jembutnya dan biji pelerku terasa menyenggol2 pantatnya. Maya mulai menaik turunkan badannya mengocok Penisku dengan Memeknya. Aku mengemut pentilnya sementara Maya aktif bergerak naik turun.
Nikmat banget, kayanya lebih nikmat dari tadi. “Aah, enak banget deh, lebih nikmat dari yang tadi”, erangnya sambil terus menurun naikkan badannya mengocok Penisku yang terjepit erat di Memeknya. Memeknya mulai berdenyut lagi meremes2 Penisku, gerakannya makin liar, Maya berusaha menancepkan Penisku sedalam2nya di Memeknya sambil mengerang2. Aku memegang pinggulnya dan membantu agar Maya terus mengocok Penisku dengan Memeknya. Maya memeluk leherku supaya bisa tetep mengenjot Penisku, denyutan Memeknya makin terasa kuat. aku melenguh saking nikmatnya, “Ay, empotan Memekmu kerasa banget deh, mau deh aku ngentot ama kamu tiap hari”.
Akhirnya Maya gak bisa menahan rangsangan lebih lama dan “Maya nyampe, aah”, teriaknya dan kemudian Maya terduduk lemas dipangkuanku. Aku belum ngecret juga, ronde kedua membuat aku bisa ngen tot lebih lama.
“Cape Ay”, tanyaku tersenyum sambil terus memeluknya.
“He eh”, jawabnya singkat. Pelan aku mengangkat badannya dari pangkuanku sehingga Maya berdiri, Penisku lepas dari jepitan Memeknya. Penisku masih keras dan berlumuran cairan Memeknya.
Kembali Maya kuminta nungging diranjang, doyan banget aku dengan doggie style. Maya sih oke aja dengan gaya apa saja karena semua gaya juga nikmat buat dia. aku menjilati kuduknya sehingga Maya menggelinjang kegelian, perlahan jilatanku turun ke punggung. Terus turun ke pinggang dan akhirnya sampe dipinggulnya. Otot perutnya terasa tertarik karena rangsangan jilatan itu. Aku terus menjilati, yang menjadi sasaran sekarang adalah pantatnya, kuciumi dan kugigit pelan. Apalagi saat lidahku mulai menyapu daerah sekitar lubang pantatnya Dia keGelian. Jilatanku turun terus kearah Memeknya, kakiya kukangkangkan supaya aku bisa menjilati Memeknya dari belakang. Maya lebih menelungkup sehingga pantatnya makin menungging dan Memeknya terlihat jelas dari belakang. Aku menjilati Memeknya, sehingga kembali Maya berteriak2 minta segera dientot, “nakal deh om, ayo dong Maya cepetan dientotnya”.
Aku berdiri dan memposisikan Penisku dibibir nonoknya dan dienjotkannya kedalam dengan keras sehingga nancep semua dengan sekali enjotan. Aku mulai mengenjot Memeknya dengan Penisku, makin lama makin cepat.
Maya kembali menggeliat2kan pantatnya mengimbangi enjotan Penisku diMemeknya. Jika aku
mengenjotkan Penisku masuk, Maya mendorong pantatnya kebelakang sehingga menyambut Penisku
supaya nancep sedalam2nya di nonoknya. toketnya berguncang2 ketika aku mengenjot nonoknya.
Aku meremes2 toketnya dan memlintir2 pentilnya sambil terus mengenjotkan Penisku keluar masuk. “Terus om, nikmat banget deh”, erangnya lagi. Enjotan berjalan terus, sementara itu Maya mengganti gerakan pantatnya dengan memutar sehingga efeknya seperti meremes Penisku.Dengan gerakan memutar, it ilnya tergesek Penisku setiap kali aku mengenjotkan Penisku masuk. Denyutan Memekku makin terasa keras, akupun melenguh, “Ay, nikmat banget empotan Memek kamu”.
Akhirnya kembali Maya kalah, Maya nyampe lagi dengan lenguhan panjang, “Aah nikmatnya, Maya nyampeee”. Otot perutnya mengejang dan Maya ambruk ke ranjang karena lemesnya. Maya kutelentangkan di ranjang dan segera aku menaiki tubuhnya yang sudah terkapar karena lemesnya. Pahanya kukangkangkan dan segera aku menancapkan kembali Penisku di Memeknya. Penisku dengan mudah meluncur kedalam sehingga nancep semuanya karena Memeknya masih licin karena cairan yang berhamburan ketika Maya nyampe. aku mulai mengenjotkan lagi Penisku keluar masuk.
Maya hanya bisa terkapar menikmati sisa kenikmatan dan rangsangan baru dari enjotan Penisku. Aku terus mengejotkan Penisku dengan cepat dan keras. Aku kembali menciumi bibir, leher dan dengan agak membungkukkan badan aku mengemut pentilnya. Sementara itu enjotan Penisku tetap berlangsung dengan cepat dan keras. Maya agak sulit bergerak karena aku dalam posisi agak menindih badannya, keringatku sudah bercampur aduk dengan keringatnya.
Enggak tau sudah berapa lama aku mengen totinya sejak pertama tadi. Aku menyusupkan kedua tanganku kepunggungnyadan menciumnya lagi. Penisku terus saja dienjotkan keluar masuk. Perutnya mengejang lagi, Maya heran juga kok cepet banget dah mau nyampe lagi dientot aku. Maya mulai menggeliatkan pantatnya, diputar2 mengimbangi enjotan Penisku. Memeknya makin mengedut mencengkeram Penisku, pantatnya terkadang terangkat menyambut enjotanku yang keras, sampe akhirnya, “terus om, yang cepet, Maya udah mau nyampe lagi”, teriakku.
Aku dengan gencarnya mengenjotkan Penisku keluar masuk dan, “Aah Maya nyampe lagi”, Maya berteriak keenakan. Berbarengan dengan itu terasa sekali semburan pejuku yang kuat diMemeknya. Akupun ngecret dan ambruk diatas badannya. Kami sama2 terkulai lemes, lebih2 Maya karena Maya udah nyampe 3 kali sebelum aku akhirnya ngecret diMemeknya.
”Om kuat banget deh ngentotnya, mana lama lagi. Nikmat banget ngen tot ama om. Kapan om ngentotin Maya lagi”, katanya. Aku tersenyum mendengar sanjungannya.
“Kalo ada kesempatan ya aku sih mau aja ngen totin kamu. Memek kamu yang paling nikmat dari semua cewek yang pernah aku entot”, jawabnya memuji. Aku terkapar telanjang karena nikmat dan tak lama lagi tertidur. Paginya aku terbangun karena aku memeluknya. Kayanya sarapan pagi bakalan ngerasain Penisku lagi keluar masuk Memeknya. “Ay, aku pengen ngerasain empotan Memek kamu lagi ya, boleh kan”, kataku. aku lalu berbaring telentang di ranjang, lalu Maya mulai jongkok diatasku dan menciumi nya, tanganku mengusap-usap punggungnya.
Bibirku dikulum, “Hmmmhh… hmmhhh…” aku mendesah-desah. Setelah puas melumat bibir dan lidahku, Maya mulai bergerak ke bawah, menciumi dagu, lalu leherku. Diciuminya dadaku. “Hmmmhhh… aduh Ay enak ..”rintihku.
Aku terus mendesah sementara Maya mulai menciumi perutku, lalu pusarku, sesekali dia berteriak kecil kegelian. Akhirnya , Penisku yang sudah Penisku yang ngaceng berat dipegang dan dikocok2, “Ahhhhh… Hhhh….Hmmhmh… Ohhh…” aku cuman bisa mendesah doang. Penisku langsung dikenyot-kenyot, sementara aku meremas-remas rambutnya saking enaknya, “Ehmm… Ehmm…” Mungkin sekitar 5 menitan dia ngemut Penisku, kemudian Maya bilang, “sekarang giliran om yach?” Aku cuma tersenyum, lalu bangkit sedangkan Maya sekarang yang ganti tiduran. Aku mulai nyiumin bibirnya, kemudian lehernya sementara tanganku meraba-raba toketnya dan kuremasnya. “Hmhmhhm… Hmhmhmh…” ganti Maya yang mendesah keenakan.
Apalagi ketika aku menjilati pentilnya yang tebal dan berwarna coklat tua. Setelah puas melumat pentilnya bergantian, aku mulai menjilati perutnya. Aku langsung menciumi Memeknya dengan penuh napsu, otomatis pahanya mengangkang supaya aku bisa mudah menjilati Memek dan itilnya.
“Ahh.. Ahhhh…” Maya mengerang dan mendesah keras keenakan. Sesekali terdengar “slurrp… slurrp…” aku menyedot Memeknya yang sudah mulai basah itu.
“Ahhhh… Enak …”, desahannya semakin keras saja karena merasa nikmat. Napsunya sudah sampe ubun2, aku ditarik untuk segera menancapkan Penis besarku di nonoknya yang sudah gatel sekali rasanya, pengen digaruk pake Penis, katanya. Pelan-pelan aku memasukkan Penisku kedalam Memeknya. dengan satu enjotan keras aku menancapkan seluruh Penisku dalam Memeknya. “Uh… uhhh….aahh…nikmat banget” desahnya ketika aku mulai asyik menggesek-
gesekkan Penisku dalam Memeknya.
Maya menggoyang pinggulnya seirama dengan keluar masuknya Penisku di Memekku. Aku mempercepat gerakanku. Gak lama dienjot Maya sudah merasa mau nyampe, “Ah…Maya sepertinya mau… ahhh…” aku malah mempergencar enjotan Penisku diMemeknya, “Bareng nyampenya ya Ay, aku juga dah mau ngecret”, kataku terengah. Enjotan Penis makin kupercepat saja, sampe akhirnya, “Maya nyampe aah”, badannya mengejang karena nikmatnya, terasa Memeknya berdenyut2 meremas Penisku sehingga akupun menyodokkan Penisku dengan keras, “Ay, aku ngecret aah”, terasa semburan pejuku yang deres diMemeknya. aku terkapar lemes diatas badannya, demikian pula Maya.