Cerita Dewasa - Cewek Hijab Yang Binal - Evienz Blog
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Test link

Cerita Dewasa - Cewek Hijab Yang Binal

Suatu hari, aku bertemu dengan rekan sesama hunter yang sedang berkunjung dikota aku. Ternyata pengalamannya mencari gadis gadis berjilbab sangat banyak, apalagi gadis2 penjaga toko yang berjilbab, namun bisa dipakai (bispak).

 Akhirnya aku diajak oleh Doni, rekan aku itu untuk diajari cara mencari gadis bispak berjilbab. Katanya, yang penting kita berani kenalan.

Kalo mereka udah mau diajak kenalan, dan juga mau diajak pulang bareng, sudah jelas mereka adalah gadis yang bisa dipakai. Akhirnya kami langsung menuju ke daerah barat kotaku, dimana banyak pertokoan.

Sesampainya di sana toko-toko sudah mau tutup, dan kami memasuki salah satu toko serba ada di sana. Langsung saja aku menuju counter pakaian, sambil berkeliling pura-pura mau membeli pakaian. Kebetulan toko sudah sepi karena mau tutup, dan pengunjungnya hanya beberapa orang.

“Mau cari baju apa Mas?” tanyanya.
Waktu aku lihat ke arah suara tadi, ternyata wanita penjaga counter yang cantik dan lugu. Jilbab seragam yang tipis dan halus dan baju kaos berkerah ketatnya membuatku hampir ngiler.
“Ini Mbak, mau cari jeans ini yang nomor 32 ada nggak ya?” tanyaku.

Si Mbak berjilbab itu pun mencarikan jeans yang aku maksud. Karena letaknya di bagian bawah, maka si Mbak berjilbab itu mencari dengan membungkukkan badan.

Karena roknya yang agak ketat, pantatnya yang semok terlihat jelas didepanku, sampai terlihat alur celana dalamnya.
    “Wah gile bener nih.. semok banget.” Pikiran aku jadi ngeres nggak karuan lihat pemandangan di depan aku.
“Yang ini Mas?”, tanyanya.
“Oh.. ya..”, jawabku.

Lalu si Mbak berjilbab pun menuliskan bon untuk dikasihkan ke kasir.

“Mmm.. Mbak.. boleh tahu namanya?” tanyaku mengawali pembicaraan.
“Afi”, katanya.
“Andre”, kataku sambil mengulurkan tanganku.
“Ini Mas bonnya”, katanya.
“Makasih, mmh.. Mbak pulang jam berapa?” tanyaku.
“Ntar jam 9.30?, jawabnya.
“Ada yang nganter?” tanyaku lagi.
“sendirian, cuman dekat mas” tanya Afi menantang.
“Wah, kebetulan, mau dianter?”, jawabku mantap.
“emm… boleh deh..” jawabnya sambil tersenyum. Waaaa ini dia mangsa baru jawab aku.

Tak lama kemudian ada pengumuman bahwa toko mau tutup, dan aku pun membayar barang belanjaan, dan menunggu bersama teman di depan pintu tempat karyawan toko keluar. Tak lama kemudian terlihatlah Gadis berjilbab itu menuju ke arahku 
“Kelamaan nunggunya ya Mas?” tanyanya.

“Wah, kalau nunggu wanita secakep Afi sih rasanya sangat lama”, kataku.
“Ah mas bisa aja..” kata Afi sambil tersipu malu.
Kami bertiga pun meninggalkan toko tersebut.
“Emang Afi rumahnya di mana
“Oohh, okelah!” jawabku.

Kami pun menuju tempat parkir dan aku starter Genio tahun 90-an yang sudah menemani aku selama 5 tahun ini.

“Mas, aku turun di sini Mas..” kata Doni saat mobil melewati panti pijat di Jalan. Dan mobil pun kuhentikan, Doni turun langsung masuk ke panti pijat. Wah ini anak memang gila beneran.

“Itu sudah deket kok Mas, kost Afi”, kata gadis berjilbab itu.
“Yah kiri, di situ.” katanya lagi.
 Kami pun turun, saat di tempat kos, penghuninya sudah tidur semua, tapi karena Afi memiliki kunci sendiri, kami pun tak ada kesulitan untuk masuk. Aku berjalan dibelakangnya, menelan ludah melihat kemontokan pantat gadis manis berjilbab itu 
“silakan duduk dulu Mas!” kata gadis berjilbab itu.

Lalu Afi pun pergi ke dapur membuat minuman. Kamarnya ukurannya 3 X 4 meter, di dalam hanya ada televisi, VCD, sama kursi. Meja dan tempat tidur. Tempat tidurnya diletakkan di bawah di atas karpet. Kubuka2 koleksi VCD-nya, wah ini ada VCD xx-nya. Pas aku lihat 2 VCD, Gadis berjilbab itu pun masuk dengan membawakan segelas STMJ dan memakai kaos lengan panjang ketat, jilbab cekak biru dan rok panjang hitam berbahan halus.

“Wah, semakin kelihatan seksi nih anak”, pikirku.
“Nih diminum Mas, biar anget”, kata gadis berjilbab itu.
“Nin.. kamu suka ya lihat film-film macem ginian?” tanyaku..
“emang itu VCD apa mas?” kata Gadis berjilbab itu sambil terlihat bingung.
“Punya temen kost, kali…. Biasanya emang mereka suka nonton film disini kalo aku lagi kerja..” jawab gadis berjilbab itu lugu.
Aku semakin bernafsu. Wah, kebetulan, bisa diajak nonton kayak gini.

“mas stel yah? Kali aja bagus..”kataku. .
“Yah, gapapa…” kata Afi.

Aku pun mulai menyalakan VCD dan menontonnya. Dasarnya VCD hardcore, langsung saja yang ditampilkan seorang wanita yang diikat tangan kakinya di ranjang dan ditutup matanya, disetubuhi oleh lelaki dengan nafsunya.

 “Ahh.. no.. no.. uhshh..” jerit wanita tersebut sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya.
“waduh, kok film kayak gitu,mas…”, kata Afi sambil kelabakan.
“udah, gapapa… kita tonton aja, yuk…” kataku sambil memegang pergelangan tangannya dan menariknya pelan duduk disampingku.

Akhirnya Gadis berjilbab itu pun mau duduk di samping aku. Terlihat lagi kemudian ikatan tali itu dilepas, dan si wanita menungging, dan si lelaki berdiri di belakangnya, dan mulai menyetubuhinya dengan gaya doggy 

“Ohh.. yess.. ahh.. ahh.. yess.. yess..” jerit wanita tersebut.
Afipun terlihat serba salah. Cara duduknya berubah2, namun matanya terpaku kepada layar TV. Nampaknya gadis cantik berjilbab ini mulai menyukai seks. Pelan-pelan aku merangkul pinggulnya yang sekal. Gadis itu diam saja, sambil matanya tetap terpaku di layar TV.

Pelan kutarik Afi duduk semakin mendekat ke tubuhku, sampai dada Gadis berjilbab itu bergesekan dengan lenganku. Afi diam saja. Dari bibir indahnya terdengar sedikit desahan pelan. Nafasnya juga mulai berat.

“Wah, kayaknya dia terangsang nih”, pikir aku. Kemudian adegan pun semakin seru, si wanita menggoyang maju mundurkan pantatnya mengimbangi laju kemaluan laki-laki tersebut kedalam kemaluannya.
“Oohh baby, yess.. ahhk”, jerit wanita tersebut dan Gadis berjilbab itu pun semakin menggesekkan dadanya ke lenganku dan akhirnya aku beranikan diri untuk memegang dada Afi, Gadis berjilbab itu tiba2 melihat padaku. Mata kami saling menatap. Kulihat matanya sayu penuh birahi.
Aku remas dadanya, “jangan mas..” rintih Afi pelan. Namun aku tahu, itu hanya kata2 saja.

Tubuhnya tidak benar2 berontak, dan tatapan matanya justru semakin sayu birah.. aku terus meremas dada ranumnya dari luar kausnya, dan perlahan ku beranikan diri untuk mencium bibirnya, beberapa saat, dibalas dengan ciuman pula oleh Gadis berjilbab itu. Akhirnya aku dan Afi terlibat dalam acara pagut memagut yang sangat seru. Jilbabnya sudah lusuh kuremasi. Lidah kami saling melilit satu sama lain.

Kemudian kusibakkan kaos ketat lengan panjang Gadis berjilbab itu pelan2. Setelah kaosnya tersibak memperlihatkan bra yang menampung buas dada sekalnya, kuciumi lagi wajah gadis cantik berjilbab itu serta kurapihkan lagi jilbabnya yang sedikit berantakan.

Aku benar2 terangsang dengan gadis2 yang memakai jilbab. Langsung aku menciumi bibirnya dengan ganas, “Mmm”, dan dibalas dengan ganas pula oleh Gadis berjilbab itu.




Kemudian Afi pun mendesah, “Oohh.. shh.. shh”, dan kemudian aku buka kaitan bra Afi dengan gigi aku dan terpampang di depan mata aku gundukan gunung kembar berbentuk kerucut dengan puncaknya berwarna merah muda milik gadis berjilbab cantik yang lugu itu. Langsung aku jilati dari lembah gunung kembar tersebut terus menuju ke puncaknya.

“Aakhh.. okhh.. Mas.. shh.. jangann.. jangan Mas.. jangan.. jangan… hentikan Mas..”
hanya kata itu yang keluar dari bibir Gadis berjilbab itu. Wah masih pura2 gak mau juga ni cewe, padahal udah2 jelas2 dia mau kok.

Tak lama kemudian ujung gunung kembar itupun berubah menjadi keras seperti penghapus pensil dan semakin keras saja. Selanjutnya habis mengerjakan tugas di puncak gunung, aku turun sedikit menuju lembah dan tepat di atas pusar aku jilati lagi.
“Wah tubuhmu memang lezat, , mmh.. slurpp”, kata aku sambil menjilat dan menghisap-hisap tubuhnya.
“Ahh.. shh.. ukhh.. ss..” desah Afi.

Kemudian aku mulai menyibak rok panjang Afi keatas dan membuka celana dalam warna kremnya. Dan akhirnya, aku langsung turun ke daerah selangkangan Afi.

 Posisinya sekarang tidur di sofa dengan jilbab rapi masih dikenakan, namun buah dadanya sudah terhidang rapi tanpa ditutupi apapun. kaki gadis cantik berjilbab itu mengangkang membentuk huruf M dan aku duduk di bawah dan menjilati pangkal paha Gadis berjilbab itu.  

“Mmm.. mm.. slurpp.. mmh.. "aku jilati seluruh permukaan rambut di daerah segitiga terlarang tersebut di situ tumbuh dengan lebatnya rambut-rambut halus bagaikan hutan tropis Kalimantan sebelum kebakaran. >Kujilati hingga rambut di situ basah semua, dan kemudian aku menuju ke bibir kemaluan Afi. Kujilati bibir-bibir indah tersebut dengan ganasnya, “Okhh.. akkhh…. Mas.. ahh..” desah Gadis berjilbab itu sambil mengangkat pinggulnya.

Kemudian kusingkap kedua bibir untuk mengetahui rahasia di dalam kemaluan Afi. Terlihat dengan jelas tonjolan daging yang ada di dalamnya dan kujilati dengan lidahku.
“Ohh…. akhh.. oukhh.. akk”, jerit Gadis berjilbab itu saat aku jilati daging, yang biasa disebut klitoris.

Setelah menjilati daging tersebut, kumasukkan tanganku ke dalamnya terasa ada yang menyedot jariku. dan kugesek-gesekkan jari-jariku ke dalam kemaluan Afi dan terasa daging yang bergelombang-gelombang di dalamnya. Mungkin ini yang disebut G-spot pikir aku. Langsung saja aku korek-korek daerah itu. Gadis berjilbab itu pun semakin tak terkendali, “Aahh.. sshh.. ohkk.. uhh.. yess, Mas … ahkkh..” jerit Afi semakin nggak jelas.

Aku semakin memperbesar frekuensi mengobrak-abrik daerah tersebut, yang makin lama terasa semakin basah dan semakin menyedot-nyedot jariku. Tak lama kemudian, "Ohh.. Mas.. shh.. akkhh..” jerit Gadis berjilbab itu mengejang tanda mencapai klimaks, dan jariku di dalamnya pun semakin basah oleh semburan air dari dalam kemaluannya  Kemudian ku keluarkan tangan aku dari cengkeraman kemaluan nya dan menciumi Gadis berjilbab itu.
“Sudah puas belum?” tanya aku.
Gadis berjilbab itu pun tersenyum. Wajah lugunya yang masih terbalut jilbab terlihat sangat puas.

Kemudian karena aku juga ingin dipuaskan, segera kubimbing Afi duduk, aku langsung melepaskan celanaku dan duduk di sofa, pelan aku tarik gadis cantik itu mendekat sampai wajahnya berada dihadapan penis aku yang telah tegak perkasa.
“ayo, jilat ..” kataku menyemangati sambil sedikit menarik jilbab Afi agar wajahnya semakin mendekat ke penis aku. dan Afi pelan2 menjulurkan lidahnya, mulai menjilati kemaluan aku.

Gadis berjilbab itu aku tuntun menjilati kantung kemaluan aku. Matanya sekali-kali melirik ke arahku, seolah ingin memastikan jilatannya memang memuaskan aku.

Kemudian Afi menjilati batangan ku yang 7 inchi menyusuri jejak urat-urat yang menonjol di situ. Aku cuma bisa bilang, “Ahh.. ohh.. shh”, saat Gadis berjilbab itu menjilati batangan aku. Afi pun lalu mulai menjilati kepala kemaluan aku yang seperti helm astronot sambil memainkan lubangnya dengan lidah yang menari-nari di atasnya. kemaluan aku pun semakin tegang saja, dan kemudian Afi mulai memasukkan dan mengeluarkan kemaluanku di dalam mulut Gadis berjilbab itu dengan frekuensi tinggi, sehingga dengan gerak reflek aku maju mundurkan kemaluan aku sambil memegangi Gadis itu yang masih berjilbab. Setelah hampir 6 menit berlalu. Aku cukup merasa puas mengerjai wajah dan mulut Afi, segera dengan sedkit kasar aku hempaskan gadis berjilbab itu kembali terlentang disofa.

Kemudian kuambil kondom special bawaan dari jakarta. Ketika kukenakan di kemaluan, Afi sempat tertawa mengikik.
“lucu seperti ikan lele, ada sungutnya.” Kata gadis berjilbab itu dengan lugunya.
Afi terlihat sudah pasrah, bahkan terlihat tidak sabar dengan tidur telentang dan kaki Gadis berjilbab itu membentuk huruf M.

Kugesek2kan kepala penis aku untuk melumasinya sambil melontarkan pertanyaan kotor, “kamu udah gak perawan yah,?” wajahnya yang merah padam karena birahi terlihat menatapku tajam, namun lalu mengangguk.
“dasar..” kataku,

Langsung aku masukkan kemaluan aku ke dalam kemaluan Gadis berjilbab itu. Wah, ternyata masih seret juga nih lubangnya pikir aku. Dan dengan dorongan sedikit tenaga masuklah batang aku ke dalam cengkraman kemaluan Afi. Aku dorong keluar masuk kemaluanku ke dalam kemaluan Gadis berjilbab itu.

“Aahh.. oohh.. shh.. akhh.. shh…. Mas.. ahh..” desah Afi semakin tak beraturan.
Kemudian aku berhenti, kemaluan aku di dalam kemaluan Gadis berjilbab itu dan memainkannya seperti orang sedang menahan air pipis.
“Ih.. kamu nakal.. Mas..” dan Afi ganti membalasnya dengan perlakuan seperti aku.

Saat Afi melakukan hal tersebut, kemaluan Gadis berjilbab itu terasa menjepit-jepit seluruh batang kemaluan aku secara periodik, dan membuat aku tak bisa mengendalikan diri.

Kemudian aku genjot lagi kemaluan aku dan menggesekkan sungut-sungut pada kondom, sepertinya membuat sensasi tersendiri pada kemaluan Afi, “Ahh.. oohh.. Mas.. sungut lelemu.. ohkss.. akk.. yes ahh.. ohkk..” jerit Afi menikmati sungut lele dan ia pun menggoyangkan pinggulnya semakin kuat dan berbunyi kecipak-cipak saat aku memasuk-keluarkan kejantanan aku di dalam kewanitaan Gadis berjilbab itu yang makin basah.

Setelah 15 menit kemudian Afi mendesah, “Mas.. ouchh.. akuu.. mmaauu.. akh, sampaii.” Tak lama kemudian terasa tumpahan cairan dari kemaluan Afi membuat batang kemaluan aku panas dan terasa ada yang menghisap-hisap kemaluanku yang membuat aku tak bisa mengendalikan diri, an keluarlah lahar panas dari kemaluan aku pada kantong kondom di dalam kemaluan Gadis berjilbab itu. Kami berdua pun lemas dalam kenikmatan. Aku biarkan kemaluan aku di dalam kemaluan Afi sampai hilang hisapan-hisapan dari kemaluan Gadis berjilbab itu.

Kemudian kukeluarkan kemaluan aku dan aku lepas kondom dan aku berikan ke Afi. “Nih, sumbangkan ke bank sperma”, kata aku. Gadis berjilbab itu pun tersenyum genit, dan pergi ke kamar mandi untuk membuang kondom tersebut. Kemudian kami pun tertidur dengan tubuh tanpa busana sampai keesokan harinya.

Pagi hari ketika gadis berjilbab itu bangun dan membersihkan diri, segera kuserbu dia dari belakang dan kembali memberi gadis lugu berjilbab itu kenikmatan untuk kesekian kali. Sangat nikmat ternyata, seorang gadis penjaga toko berjilbab.

Anak Terakhir Dari Empat Bersaudara Sedikit Hitam Tapi Sudah di Sunat.

Posting Komentar