Begitu perkasanya Om ku malam itu. Aku disetubuhinya habis-habisan hingga aku mencapai puncak kepuasan yang sangat aku inginkan. Aku sangat mendambakan seseorang yang sangat bisa memuaskan aku, karena nafsuku yang besar. Sebut saja namaku Astrid, aku memiliki tubuh yang sangat bahenol dan semok. Namun aku juga memilki nafsu yang sangat besar, sekali aku diberi sentuhan, aku pasti langsung menggila dengan perlakuan Sex ku dengan lawan seranjangku.
Namun sampai saat ini aku hanya mendapatkan yang biasa-biasa saja dan belum bisa memuaskan nafsuku hingga akhirnya Om ku lah yang mampu memberikan semua yang aku dambakan.
Aku tinggal dirumah Om ku sudah lumayan lama, karena kedua orang tuaku diluar negri, jadi aku dititipkan kepada Om dan Tanteku. Selama tinggal dirumah Om ku, aku mengetahui kalau om dan tante sering bertengkar, dan jika sudah bertengkar mereka berdua saling pergi sendiri-sendiri dan tak lagi saling menyapa. Itu merupakan hal biasa yang aku lihat sehari-hari.
Dengan om dan tanteku yang sering tidak dirumah, aku menjadi sangat bebas, dan pergaulanku juga yang bebas membuatku semakin Binal. Aku sering dugem dan pulang hingga dini hari, kalau om dan tanteku keluar kota aku juga sering membawa teman cowoku kerumah untuk memuaskan nafsu Sex ku yang membara tanpa sepengetahuan om dan tanteku.
Waktu itu pagi hari aku mendengar om dan tanteku bertengkar hebat, hingga akhirnya mereka berdua pergi dan sunyilah rumah yang selalu dihiasi dengan pertengkaran itu. Setelah aku selesai beres-beres, kemudian aku pun berangkat kuliah dengan mobil yang diberikan oleh Om ku. Setelah perkuliahan selesai aku pun tak langsung pulang karena dirumah pasti juga sepi gak ada orang karena pertengkaran om dan tante tadi pagi. Aku pun nongkrong dicafe dengan teman-temanku hingga akhirnya setelah aku dan teman-teman merasa bosan menujulah aku kesebuah tempat dugem. Suasana ramai dugem membuatku tenang hingga akhirnya aku minum alcohol, namun belum sampai aku mabok aku merasa ada yang mengganjal dan aku putuskan untuk pulang.
Sesampai dirumah, suasana sangat sepi sekali. Aku menduga kalau om dan tante pasti gak pulang. Aku merasa sangat haus sekali lalu Menujulah aku kebelakang untuk mengambil minuman yang ada dikulkas. Namun saat aku membungkuk aku sangat dikagetkan dengan kedatangan seseorang ku yang tiba-tiba langsung memelukku dari belakang. Setelah aku menengok kebelakang ternyata Om ku yang memelukku, aku gak tau dari mana datangnya dan.
“Kamu dari mana Trid”.
“Dugem sama teman-teman om”, jawabku.
“Kamu minum alkohol ya, kecium dari bau mulutmu. Kamu nge drug ya juga ya Trid”, kata om lagi sambil tetap memelukku dan mengajak aku duduk, “Duduk yuk”.Dia menyalakan lampu disebelah sofa, sehingga ruang menjadi lebih terang.
“Enggak sampe pake obat kok om, cuma kebanyakan minum”, jawabku. Saat itu aku pake pakaian dugemku, tank top ketat dan celana super pendek. Belahan tanktop ku rendah sehingga toketku selalu mau loncat keluar kalo aku membungkuk. aku duduk disebelah om sambil menuangkan air dingin ke gelas sambil menawarinya.
“Om mau minum?” Dia diam saja, matanya menelusuri toket dan pahaku. Aku juga bisa mencium bau alkohol dinapasnya, ternyata om baru minum bir, karena dimeja dekat sofa tergeletak beberapa kaleng bir kosong.
“Om minum juga, ngilangin stres ya om”, kataku. Dia diam saja, tangannya memelukku.
“Dugemnya dilanjutin sama om yuk”, katanya sambil mencium pipiku.
Aku memberontak, tapi dia mempererat peukannya, aku tenggelam dipelukannya. Dia mulai menciumi leherku, daerah yang paling sensitif di tubuhku. Aku mulai menggeliat akibat ciumannya. Tiba2 dia melepaskan pelukannya, mukaku dihadapkan ke wajahnya dan dia langsung mencium bibirku. Kembali tangan satunya segera memelukku dan tangan lainyya menyambar toketku dan diremas2nya pelan. Aku menggeliat2, napsuku langsung naik, apalagi aku masih berada dalam pengaruh ringan alkohol, “Om…”. Lupa bahwa yang memelukku adalam suami tanteku.
Tubuhnya bergeser merapat, bibirku terus dilumatnya. Aku mengulum bibirnya yang tebal dan ketebalan bibirnya memenuhi mulutku. Sedang kunikmati lidahnya yang menjelajah dimulutku, kurasakan tangan besarnya menyelusup kedalam tank topku dan meremas toketku yang masih terbungkus bra.
Toketku ternyata tercakup seluruhnya dalam tangannya. Dan aku rasanya sudah tidak kuat menahan gejolak napsuku, padahal baru awal pemanasan. Bibirnya mulai meneruskan jelajahannya, sambil melepaskan tank topku, leherku dikecup, dijilat kadang digigit t. Sambil tangannya terus meremas-remas toketku.
Kemudian tangannya menjalar ke punggungku dan melepas kaitan bra ku sehingga toketku bebas dari penutup. Bibirnya menelusuri pentil kiriku, disentuh dengan lidahnya dan dihisap. Terus pindah ke pentil kanan. Kadang-kadang seolah seluruh toketku akan dihisap. Dan tangan satunya mulai turun dan memainkan puserku, terasa geli tapi nikmat, napsuku makin berkobar karena elusan tangannya.
Kemudian tangannya turun lagi dan menjamah selangkanganku. Memekku yang pasti sudah basah sekali. Lama hal itu dilakukannya sampai akhirnya dia kemudian membuka ristsluiting celana pendekku dan menarik celanaku ke bawah, Tinggalah celana dalam miniku ku yang tipis yang memperlihatkan jembutku yang lebat, saking lebatnya jembutku muncul di kiri kanan dan dibagian atas dari cd mini itu.
Jembutku lebih terlihat jelas karena celana dalam ku sudah basah oleh cairan Memekku yang sudah banjir. Dibelainya celah Memekku dengan perlahan. Sesekali jarinya menyentuh itilku karena ketika dielus pahaku otomatis mengangkang agar dia bisa mengakses daerah Memekku dengan leluasa. Bergetar semua rasanya tubuhku, kemudian celana dalam ku yang sudah basah >itu dilepaskannya. Aku mengangkat pantatku agar dia bisa melepas cdku. Telanjanglah aku dihadapan nya. Jarinya mulai sengaja memainkan itilku. Dan akhirnya jari besar itu masuk ke dalam Memekku nikmatnya, bibirnya terus bergantian menjilati pentil kiri dan kanan dan sesekali dihisap dan terus menjalar ke perutku.
Dan akhirnya sampailah ke Memekku. Kali ini diciumnya jembutku yang lebat dan aku rasakan bibir Memekku dibuka dengan dua jari. Dan khirnya kembali Memekku dibuat mainan bibirnya, kadang bibirnya dihisap, kadang itilku, namun yang membuat aku tak tahan adalah saat lidahnya masuk di antara kedua bibir Memekku sambil menghisap itilku. Dia benar benar mahir memainkan Memekku. Hanya dalam beberapa menit aku benar-benar tak tahan.
Dan aku mengejang, dengan sekuatnya aku berteriak sambil mengangkat pantatku supaya merapatkan itilku dengan mulutnya, kuremas-remas rambutnya yang mulai menampakkan ubannya. Hebat om, hanya dengan bibir dan lidahnya saja aku sudah nyampe. Dia terus mencumbu Memekku, rasanya belum puas dia memainkan Memekku hingga napsuku bangkit kembali dengan cepat.
“Om, Astrid sudah pengen dientot.” kataku memohon sambil kubuka pahaku lebih lebar.
Dia pun bangkit, mengangkat badanku yang sudah lemes dan dibawanya ke kamarnya. Di kamar, aku dibaringkan di tempat tidur ukuran besar dan dia mulai membuka bajunya, kemudian celananya.
Aku terkejut melihat Penisnya yang besar dan panjang nongol dari bagian atas celana dalamnya sampai hampir menyentuh pusernya, gak kebayang ada sebesar dan sepanjang Penisnya. Kemudian dia juga melepas celana dalamnya. Sementara itu aku dengan berdebar terbaring menunggu, Penisnya yang besar dan panjang dan sudah maksimal ngacengnya, tegak hampir menempel ke perut. Dan saat dia pelan-pelan menindihku, aku membuka pahaku makin lebar, rasanya tidak sabar Memekku menunggu masuknya Penis extra gede itu.
Aku pejamkan mata. Dia mulai mendekapku sambil terus mencium bibirku, kurasakan bibir Memekku mulai tersentuh ujung Penisnya. Sebentar diusap-usapkan dan pelan sekali mulai kurasakan bibir Memekku terdesak menyamping. Terdesak Penis besar itu. Ohh, benar benar kurasakan penuh dan sesak liang Memekku dimasuki Penisnya. Aku menahan nafas.
Dan nikmat luar biasa. Mili per mili. Pelan sekali terus masuk Penisnya. Aku mendesah tertahan karena rasa yang luar biasa nikmatnya Terus.. Terus.. Akhirnya ujung Penis itu menyentuh bagian dalam Memekku, maka secara refleks kurapatkan pahaku. Sangat mengganjal sekali rasanya, besar, keras dan panjang. Dia terus menciumi bibir dan leherku. Dan tangannya tak henti-henti meremas-remas toketku. Tapi konsentrasi kenikmatanku tetap pada Penis besar yang mulai dientotkan halus dan pelan. Aku benar benar cepat terbawa ke puncak nikmat. Nafasku cepat sekali memburu, terengah-engah. Aku benar benar merasakan nikmat luar biasa merasakan gerakan Penis besar itu.
Maka hanya dalam waktu yang singkat aku makin tak tahan. Dan dia tahu bahwa aku semakin hanyut. Maka makin gencar dia melumat bibirku, leherku dan remasan tangannya di toketku makin kuat. Dengan tusukan Penisnya yang agak kuat dan dipepetnya itilku dengan menggoyang goyangnya, aku menggelepar, tubuhku mengejang, tanganku mencengkeram kuat-kuat sekenanya. Memekku menegang, berdenyut dan mencengkeram kuat-kuat, benar-benar nikmat. Ohh, aku benar benar menerima kenikmatan yang luar biasa. Aku tak ingat apa-apa lagi kecuali kenikmatan dan kenikmatan.
“Om, Astrid nyampe om”.
Aku sendiri terkejut atas teriakkan kuatku.
etelah selesai, pelan pelan tubuhku lunglai, lemas. Telah dua kali aku nyampe dalam waktu relatif singkat, namun terasa nyaman sekali, Dia membelai rambutku yang basah keringat. Kubuka mataku, dia tersenyum dan menciumku lembut sekali, tak henti hentinya toketku diremas-remas pelan. Tiba tiba, serangan cepat bibirnya melumat bibirku kuat dan diteruskan ke leher serta tangannya meremas-remas toketku lebih kuat. Napsuku naik lagi dengan cepat, saat kembali dia memainkan Penisnya semakin cepat. Uhh, sekali lagi aku nyampe, yang hanya selang beberapa menit, dan kembali aku berteriak lebih keras lagi. Dia terus memainkan Penisnya dan kali ini dia ikut menggelepar, wajahnya menengadah. Satu tangannya mencengkeram lenganku dan satunya menekan toketku. Aku makin meronta-ronta tak karuan. Puncak kenikmatan diikuti semburan peju yang kuat di dalam Memekku, menyembur berulang kali.
Oh, terasa banyak sekali peju kental dan hangat menyembur dan memenuhi Memekku, hangat sekali dan terasa sekali peju yang keluar seolah menyembur seperti air yang memancar kuat.
Setelah selesai, dia memiringkan tubuhnya dan tangannya tetap meremas lembut toketku
sambil mencium wajahku. Aku senang dengan perlakuannya terhadapku.
“Trid, kamu luar biasa, Memekmu peret dan nikmat sekali”, pujinya sambil membelai toketku.
“Om juga hebat. Bisa membuat Astrid nyampe beberapa kali, dan baru kali ini Astrid merasakan Penis raksasa”.
“Jadi kamu suka dengan Penisku?” godanya sambil menggerakkan Penisnya dan membelai belai wajahku.
“Ya om, Penis om nikmat, besar, panjang dan keras banget” jawabku jujur.
Dia memang sangat pandai memperlakukan wanita. Dia tidak langsung mencabut Penisnya, tapi malah mengajak mengobrol sembari Penisnya makin mengecil. Dan tak henti-hentinya dia menciumku, membelai rambutku dan paling suka membelai toketku.
Aku merasakan pejunya yang bercampur dengan cairan Memekku mengalir keluar. Setelah cukup mengobrol dan saling membelai, pelan-pelan Penis yang telah menghantarkan aku ke awang awang itu dicabut sambil dia menciumku lembut sekali. Benar benar aku terbuai dengan perlakuannya. Dia kemudian memutar lagu classic sehingga tertidurlah aku dalam pelukannya, merasa nyaman dan benar-benar aku terpuaskan.
Menjelang siang, aku bangun masih dalam pelukannya. Katanya aku tidur nyenyak sekali, sambil membelai rambutku. Kurang lebih setengah jam kami berbaring berdampingan. Ia lalu mengajakku mandi. Dibimbingnya aku ke kamar mandi, saat berjalan rasanya masih ada yang mengganjal Memekku dan ternyata masih ada peju yang mengalir di pahaku, mungkin saking banyaknya dia mengecretkan pejunya di dalam Memekku. Dalam bathtub yang berisi air hangat, aku duduk di atas pahanya. Dia mengusap-usap menyabuni punggungku, dan akupun menyabuni punggungnya. Dia memelukku sangat erat hingga dadanya menekan toketku.
Sesekali aku menggeliatkan badanku sehingga pentilku bergesekan dengan dadanya yang dipenuhi busa sabun. Pentilku semakin mengeras. Pangkal pahaku yang terendam air hangat tersenggol2 Penisnya. Hal itu menyebabkan napsuku mulai berkobar kembali. Aku di tariknya sehingga menempel lebih erat ke tubuhnya. Dia menyabuni punggungku. Sambil mengusap-usapkan busa sabun, tangannya terus menyusur hingga tenggelam ke dalam air. Dia mengusap-usap pantatku dan diremasnya. Penisnya pun mulai ngaceng ketika menyentuh Memekku. Terasa bibir luar Memekku bergesekan dengan Penisnya. Dengan usapan lembut, tapak tangannya terus menyusuri pantatku. Dia mengusap beberapa kali hingga ujung jarinya menyentuh lipatan daging antara lubang pantat dan Memekku.
“Om nakal”, desahku sambil menggeliat mengangkat pinggulku.
Walau tengkukku basah, aku merasa bulu roma di tengkukku meremang akibat nikmat dan geli yang mengalir dari Memekku. Aku menggeliatkan pinggulku.
Ia mengecup leherku berulang kali sambil menyentuh bagian bawah bibir Memekku. Tak lama kemudian, tangannya semakin jauh menyusur hingga akhirnya kurasakan lipatan bibir luar Memekku diusap-usap. Dia berulang kali mengecup leherku. Sesekali lidahnya menjilat, sesekali menggigit dengan gemas.
“Aarrgghh.. Sstt.. Sstt..” rintihku berulang kali. Lalu aku bangkit dari pangkuannya.
Aku tak ingin nyampe hanya karena jari yang terasa kesat di Memekku. Tapi ketika berdiri kedua lututku terasa goyah. Dengan cepat dia pun bangkit berdiri dan segera membalikkan tubuhku. Dia tak ingin aku terjatuh. Dia menyangga punggungku dengan dadanya. Lalu diusapkannya kembali cairan sabun ke perutku. Dia menggerakkan tangannya keatas, meremas dengan lembut kedua toketku dan pentil ku dijepit2 dengan jempol dan telunjuknya. Pentil kiri dan kanan diremas bersamaan. Lalu dia mengusap semakin ke atas dan berhenti di leherku.
“Om, lama amat menyabuninya” rintihku sambil menggeliatkan pinggulku.br>Aku merasakan Penisnya semakin keras dan besar. Hal itu dapat kurasakan karena Penisnya makin dalam terselip dipantatku. Tangan kiriku segera meluncur ke bawah, lalu meremas bijinya dengan gemas. Dia menggerakkan telapak kanannya ke arah pangkal pahaku.
Sesaat dia mengusap usap jembut lebatku, lalu mengusap Memekku berulang kali. Jari tengahnya terselip di antara kedua bibir luar Memekku. Dia mengusap berulang kali. Itilku pun menjadi sasaran usapannya.
“Aarrgghh..!” rintihku ketika merasakan Penisnya makin kuat menekan pantatku.
Aku merasa lendir membanjiri Memekku. Aku jongkok agar Memekku terendam ke dalam air. Kubersihkan celah diantara bibir Memekku dengan mengusapkan 2 jariku. Ketika menengadah kulihat Penisnya telah berada persis didepanku. Penisnya telah ngaceng berat.
“Om, kuat banget sih, baru ngecret di Memek Astrid sekarang sudah ngaceng lagi”, kataku sambil meremas Penisnya, lalu kuarahkan ke mulutku.
Kukecup ujung kepala Penisnya. Tubuhnya bergetar menahan nikmat ketika aku menjilati kepala Penisnya. Dia meraih bahuku karena tak sanggup lagi menahan napsunya. Setelah berdiri, kaki kiriku diangkat dan letakkan di pinggir bath tub. Aku dibuatnya menungging sambil memegang dinding di depanku dan dia menyelipkan kepala Penisnya ke celah di antara bibir Memekku.
“Argh!” rintihku. Dia menarik Penisnya perlahan-lahan, kemudian mendorongnya kembali perlahan-lahan pula. Bibir luar Memekku ikut terdorong bersama Penisnya. Perlahan-lahan menarik kembali Penisnya sambil berkata “Enak Trid”.
“Enaak banget om”, jawabku!” Dia mengenjotkan Penisnya dengan cepat sambil meremas bongkah pantat ku dan tangan satunya meremas toketku.
“Aarrgghh..!” rintihku ketika kurasakan Penisnya kembali menghunjam Memekku. Aku terpaksa berjinjit karena Penis itu terasa seolah membelah Memekku karena besarnya.
Terasa Memekku sesek kemasukan Penis besar dan panjang itu. Kedua tangannya dengan erat mememegang pinggulku dan dia memainkan Penisnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Terdengar ‘cepak-cepak’ setiap kali pangkal pahanya berbenturan dengan pantatku.
“Aarrgghh.., aarrgghh..! Om, Astrid nyampe..!” Aku lemas ketika nyampe lagi untuk kesekian kalinya.
Rupanya dia juga tidak dapat menahan pejunya lebih lama lagi.
“Aarrgghh.., Trid”, kata nya sambil menghunjamkan Penisnya sedalam-dalamnya.
“Om.., ssh ” kataku karena berulangkali merasa tembakan pejunya diMemekku.
“Aarrgghh.., Trid, enaknya!” bisiknya.
“Om, ssh! Nikmat sekali ya dientot om”, jawabku karena nikmatnya nyampe.
Dia masih mencengkeram pantatku sementara Penisnya masih nancep diMemekku. Beberapa saat kami diam di tempat dengan Penisnya yang masih menancap di Memekku. Kemudian dia membimbingku ke shower, menyalakan air hangat dan kami berpelukan mesra dibawah kucuran air hangat. Akhirnya terasa juga perut lapar yang sudah minta diisi.
Setelah selesai dia keluar duluan, sedang aku masih menikmati shower. Selesai dengan rambut yang masih basah dan masih bertelanjang bulat, aku keluar dari kamar mandi. Ternyata dia sudah menyiapkan makanan berupa roti dan isinya serta piza yang mungkin dibelinya kemarin. Teh celup dan kopi intant serta creamernya menjadi pilihan minumannya. Pizanya masih hangat, karena baru dipanaskan sebentar dengan microwave oven.
Aku dipersilakan minum dan makan sambil mengobrol, makan dan diiringi lagu lembut. Setelah aku makan, dia lalu memintaku duduk di pangkuannya. Aku menurut saja. Terasa kecil sekali tubuhku. Sambil mengobrol, aku dimanja dengan belaiannya. Akhirnya setelah selesai makan, diraihnya daguku, dan diciumnya bibirku dengan hangatnya, aku mengimbangi ciumannya.
Dan selanjutnya kurasakan tangannya mulai meremas-remas toketku, kemudian tangannya menelusuri antara dada dan pahaku. Nikmat sekali rasanya, tapi aku sadar bahwa sesuatu yang aku duduki terasa mulai agak mengeras. Langsung aku bangkit. Aku bersimpuh di depannya dan ternyata Penisnya sudah mulai ngaceng, walau masih belum begitu mengeras.
Kepala Penisnya sudah mulai sedikit mencuat keluar dari kulupnya lalu ku raih, ku belai dan kulupnya kututupkan lagi. Aku suka melihatnya dan sebelum penuh ngacengnya langsung aku kulum Penisnya. Aku memainkan kulup Penis yang tebal dengan lidahku.
Kutarik kulup ke ujung, membuat kepala Penisnya tertutup kulupnya dan segera kukulum, kumainkan kulupnya dengan lidahku dan kuselipkan lidahku ke dalam kulupnya sambil lidahku berputar masuk di antara kulup dan kepala Penisnya. Tapi hanya bisa sesaat, sebab dengan cepatnya Penisnya makin membengkak dan dia mulai menggeliat dan berdesis menahan
kenikmatan permainan lidahku dan membuat mulutku semakin penuh.
“Om hebat ya sudah ngaceng lagi, kita lanjut yuk om”, kataku yang juga sudah terangsang.
Rupanya dia makin tak tahan menerima rangsangan lidahku. Maka aku ditarik dan diajak ke tempat tidur. Kakiku ditahannya sambil tersenyum, dibukanya kakiku dan dia langsung menelungkup di antara pahaku.
“Aku suka melihat Memek kamu Trid” ujarnya sambil membelai jembut jembutku yang lebat. Mengapa?”
“Sebab jembutmu lebat dan cewek yang jembutnya lebat napsunya besar, kalau dientot jadi binal seperti kamu, juga tebal bibirnya”.
Aku merasakan dia terus membelai jembutku dan bibir Memekku. Kadang-kadang dicubit pelan, ditarik-tarik seperti mainan. Aku suka Memekku dimainkan berlama-lama, aku terkadang melirik apa yang dilakukannya. Seterusnya dengan dua jarinya membuka bibir Memekku, aku makin terangsang dan aku merasakan makin banyak keluar cairan dari Memekku.
Dia terus memainkan Memekku seolah tak puas-puas memperhatikan Memekku, kadang kadang disentuh sedikit itilku, membuat aku penasaran.
Tak sadar pinggulku mulai menggeliat, menahan rasa penasaran. Maka saat aku mengangkat pinggulku, langsung disambut dengan bibirnya. Terasa dia menghisap lubang Memekku yang sudah penuh cairan. Lidahnya ikut menari kesana kemari menjelajah seluruh lekuk Memekku, >dan saat dihisapnya itilku dengan ujung lidahnya, cepat sekali menggelitik ujung itilku,
benar benar aku tersentak. Terkejut kenikmatan, membuat aku tak sadar berteriak.
“Aauuhh!!”. Benar benar hebat dia merangsangku, dan aku sudah tak tahan lagi.
“Ayo dong om, Astrid pingin dientot lagi” ujarku.
Dia langsung menempatkan tubuhnya makin ke atas dan mengarahkan Penis gedenya ke arah Memekku. Aku masih sempat melirik saat dia memegang Penisnya untuk diarahkan dan diselipkan di antara bibir Memekku. Kembali aku berdebar karena berharap.
Dan saat kepala Penisnya telah menyentuh di antara bibir Memekku, aku menahan nafas untuk menikmatinya. Dan dilepasnya dari pegangan saat kepala Penisnya mulai menyelinap di antara bibir Memekku dan menyelusup lubang Memekku hingga aku berdebar nikmat. Pelan-pelan ditekannya dan dia mulai mencium bibirku. Makin kedalam.. Oh, nikmat sekali.
Kurapatkan pahaku supaya Penisnya tidak terlalu masuk ke dalam. Dia langsung menjepit kedua pahaku hingga terasa sekali Penisnya menekan dinding Memekku. Penisnya semakin masuk. Belum semuanya masuk, dia menarik kembali seolah akan dicabut hingga tak sadar pinggulku naik mencegahnya agar tidak lepas. Beberapa kali dilakukannya sampai akhirnya aku penasaran dan berteriak-teriak sendiri. Setelah dia puas menggodaku, tiba tiba dengan hentakan agak keras, dipercepat gerakan memainnya hingga aku kewalahan. Dan dengan hentakan keras serta digoyang goyangkan, tangan satunya meremas toketku, bibirnya dahsyat menciumi leherku.
Akhirnya aku mengelepar-gelepar. Dan sampailah aku kepuncak. Tak tahan aku berteriak,terus dia menyerangku dengan dahsyatnya, rasanya tak habis-habisnya aku melewati puncak kenikmatan. Lama sekali. Tak kuat aku meneruskannya. Aku memohon, tak kuat menerima rangsangan lagi, benar benar terkuras tenagaku dengan orgasme berkepanjangan. Akhirnya dia pelan-pelan mengakhiri serangan dahsyatnya. Aku terkulai lemas sekali, keringatkubercucuran. Hampir pingsan aku menerima kenikmatan yang berkepanjangan. Benar-benar aku tidak menyesal ngentot dengannya, dia memang benar-benar hebat dan mahir dalam main, dia dapat mengolah tubuhku menuju kenikmatan yang tiada tara.
Lamunanku lepas saat pahanya mulai kembali menjepit kedua pahaku dan dirapatkan, tubuhnya menindihku serta leherku kembali dicumbu. Kupeluk tubuhnya yang besar dan tangannya kembali meremas toketku. Pelan-pelan mulai dienjotkan Penisnya. Kali ini aku ingin lebih
menikmati seluruh rangsangan yang terjadi di seluruh bagian tubuhku.
Tangannya terus menelusuri permukaan tubuhku. Dadanya merangsang toketku setiap kali bergeseran mengenai pentilku. Dan Penisnya dipompakan dengan cepat sekali, bibirnya menjelajah leher dan bibirku.
Ohh, luar biasa. Lama kelamaan tubuhku yang semula lemas, mulai terbakar lagi. Aku berusaha menggeliat, tapi tubuhku dipeluk cukup kuat, hanya tanganku yang mulai menggapai apa saja yang kudapat. Dia makin meningkatkan cumbuannya dan memompakan Penisnya makin cepat. Gesekan di dinding Memekku makin terasa. Dan kenikmatan makin memuncak. Maka kali ini leherku digigitnya agak kuat dan dimasukkan seluruh Penis Penisnya serta digoyang-goyang untuk meningkatkan rangsangan di itilku. Maka jebol lah bendungan, aku mencapai puncak kembali.
Kali ini terasa lain, tidak liar seperti tadi. Puncak kenikmatan ini terara nyaman dan romantis sekali, tapi tiba tiba dia dengan cepat memain lagi. Kembali aku berteriak sekuatku menikmati ledakan orgasme yang lebih kuat, aku meronta sekenaku. Gila, batinku, dia benar-benar membuat aku kewalahan. Kugigit pundaknya saat aku dihujani dengan kenikmatan yang bertingkat-tingkat.
Sesaat dia menurunkan gerakannya, tapi saat itu dibaliknya tubuhku hingga aku di atas tubuhnya. Aku terkulai di atas tubuhnya. Dengan sisa tenagaku aku keluarkan Penisnya dari Memekku. Dan kuraih Penisnya. Tanpa pikir panjang, Penis yang masih berlumuran cairan Memekku sendiri kukulum dan kukocok. Dan pinggulku diraihnya hingga akhirnya aku telungkup di atasnya lagi dengan posisi terbalik. Kembali Memekku yang berlumuran cairan jadi mainannya, aku makin bersemangat mengulum dan menghisap sebagian Penisnya.
Dipeluknya pinggulku hingga sekali lagi aku nyampe. Dihisapnya itilku sambil ujung lidahnya menari cepat sekali. Tubuhku mengejang dan kujepit kepalanya dengan kedua pahaku dan kurapatkan pinggulku agar bibir Memekku merapat ke bibirnya.
Ingin `ku berteriak tapi tak bisa karena mulutku penuh, dan tanpa sadar aku menggigit agak kuat Penisnya dan kucengkeram kuat dengan tanganku saat aku masih menikmati orgasme.
“Ya, om”, jawabku.
Dia menaiki aku dan dengan satu hentakan keras, Penisnya yang besar sudah kembali menyesaki Memekku. Dia langsung memain Penisnya keluar masuk dengan cepat dan keras.
Dalam beberapa enjotan saja tubuhnyapun mengejang. Pantat kuhentakkan ke atas dengan kuat sehingga Penisnya nancap semuanya ke dalam Memekku dan akhirnya crot .. crot ..crot, pejunya ngecret dalam beberapa kali semburan kuat.
Herannya, ngecretnya yang ketiga masih saja pejunya keluar banyak, memang luar biasa staminanya. Dia menelungkup diatasku sambil memelukku erat2.“Trid, nikmat sekali ngentot sama kamu, Memek kamu kuat sekali cengkeramannya ke Penisku”, bisiknya di telingaku.
“Ya om, Astrid juga nikmat sekali, tentu saja cengkraman Memek Astrid terasa kuat karena Penis om kan gede banget. Rasanya sesek deh Memek Astrid kalau om neken Penisnya masuk semua. Kalau ada kesempatan, Astrid dientot lagi ya om”, jawabku